0
Kesenian kompang awalnya berasal dari negeri arab, dibawa masuk pada abad ke 13 oleh para pedagang yang masuk ke tanah Melayu. Atau ketika itu dikenal dengan zaman Kesultanan Malaka. Alat musik yang terbuat dari kulit kambing, lembu dan kerbau ini sangat populer bagi masyarakat Melayu khususnya di sekitaran Malaysia dan Riau.


Memainkan kompang menuntut kekompakan pemain yang terdiri dari beberapa orang, biasanya kompang dimainkan untuk keperluan perarakan, kenduri dan upacara-upacara tradisi lain. Terbuat dari kayu dan berukuran lebih kurang 16 inci menjadikan alat musik ini berbunyi khas. Cara memainkannya dengan menepuk sisi permukaan/tengah kompang dengan jari atau telapak tangan.

Kompang terbagi dua paluan, yaitu paluan tradisi dan paluan moden. Paluan tradisi adalah alunan kompang yang diiringi nyanyian atau syair baik dalam bahasa Arab maupun Melayu klasik. Sedangkan paluan moden adalah alunan yang diiringi dengan gerakan/tarian.

Tradisi bermain kompang diera modern ini seakan-akan sudah ditinggalkan, pengaruh teknologi yang begitu besar membuat tidak banyak lagi orang tertarik belajar berkompang, lambat laun jika kondisi ini dibiarkan bukan tidak mungkin kesenian kompang hanya tinggal sejarah.

Mengingat hal tersebut Pondok Edukasi beriniatif mendalami/belajar kesenian kompang untuk merawat tradisi berkompang agar tetap menjadi kesenian populer di tanah Melayu. Pondok Edukasi mengagendakan latihan kesenian kompang setiap malam Selasa, Sabtu dan Minggu.








Posting Komentar

 
Top