0


Puisi ini bercerita tentang imajinasi seorang pemuda seperti apa pendampingnya yang akan datang, dan imajinasinya terus menelusur kepada hakikat cinta yang sebenarnya. Kemudian dia sadar bahwa semuanya adalah keputusan Tuhan, dengan tak hentinya ia berharap dan memohon kepada Tuhan agar itu semua diredhoi. 

IMAJINASI, CINTA DAN TUHAN

Kita bagai dipisah samudera itu.
Engkau di seberang dan aku menebakmu, rupamu, derajatmu, dan tabiatmu atas Tuhan-mu.
Aku ini seperti dukun, jampi-jampi hidup selalu membasahi bibirku.
Diantara jampi itu kuselipkan kebaikanmu.
Sering juga aku menggoda sang Tuan, agar ragaku mampu menjumpaimu

Aku terus menerawang atas sosokmu.
Sungguh indah imajinasiku.
Engkau adalah bidadari yang melengkapiku.
Engkau jaga kehormatanmu.
Engkau sujud kepada Tuhan-mu.
Disana, engkau sedang mengabdi untuk dunia dan akhiratmu.
Dan engkau juga sedang menggoda Tuhan-mu, untukku.

Ini tentang kisahmu dan kisahku.
Tatkala imajinasiku diredhoi-Nya.
Kita sama-sama membangun cinta.
Merancang dan sama-sama memasang pondasi, dinding dan atap untuk rumah kita.
Hingga badaipun segan menyentuhnya.
Karena cinta kita cukup dekat dengan Tuhan-nya.

Dan aku paham tentang jalan hidup.
Terkadang kita harus berbelok-belok untuk tetap pada jalur.
Tatkala engkau bersedih, diatas pundakku kau meracau, dan kita mengadu kepada Tuhan.
Tatkala aku bersedih, engkau bercerita tentang kehebatan Tuhan, untukku.
Tatkala kita gembira, senyummu adalah senyumku
Dan dimata kita juga ada senyum Tuhan.


Zulhelmi Amran, Pekanbaru (4-02-15)

Posting Komentar

 
Top